integritas laporan keuangan



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan dan laporan posisi keuangan secara singkat adalah hasil akhir proses akuntansi (Agnes Sawir, 2001:2). Selain itu ada juga pendapat lain mengenai pengertian laporan keuangan, disebutkan bahwa pengertian laporan keuangan adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari peristiwa-peristiwa dan kejadian yang setidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya (Munawir, 2001:5).
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (SAK 2012:2:07).
Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok atas laporan keuangan yaitu: 1) dapat dipahami dimana informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna; 2) relevan maksudnya laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna; 3) keandalan Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material; 4) dapat diperbandingkan yaitu informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa laporan keuangan mencerminkan semua transaksi usaha sepanjang waktu yang menghasilkan, baik peningkatan maupun penurunan bersih nilai ekonomi bagi pemilik modal. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen perusahaan dan investor mengenai gambaran keuangan perusahaan, oleh karena itu, laporan keuangan dituntut harus memiliki kualitas andal, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan (SAK 2012:8). Namun kenyataannya, masih banyak perusahaan domestik maupun multinasional serta jasa akuntan publik yang mulai dipertimbangkan dan diragukan kredibilitasnya, hal tersebut disebabkan banyak terjadi manipulasi terhadap data akuntansi terlebih pada laporan keuangan perusahaan.
Kasus manipulasi data akuntansi terjadi pada beberapa perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom maupun beberapa perusahaan besar di Indonesia seperti PT. Kimia Farma dan Bank Lippo yang sebelumnya mempunyai kualitas audit yang bagus (Susiana dan Herawaty, 2007).
Setelah dilakukan sampel penelitian pada perusahaan Enron, ternyata kasus manipulasi data akuntansi melibatkan banyak pihak, dan kebanyakan pihak tersebut dari dalam perusahaan itu sendiri, misalnya CEO, komisaris, komite audit, internal auditor dan eksternal auditor. Terungkapnya kasus seperti ini merupakan kerugian besar bagi perusahaan, yang ditandai dengan turunnya harga saham dari perusahaan tersebut, karena masyarakat keuangan menjadi ragu untuk ikut memiliki perusahaan (Susiana dan Herawaty, 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas, variabel independen yang akan diteliti adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan manajemen laba. Motivasi lain penulis meneliti variabel independen tersebut karena terdapat perbedaan hasil dari beberapa penelitian terdahulu.
Hasil penelitian Daniel Salfauz Tawakal Putra tahun 2012 mengemukakan bahwa independensi, kualitas audit dan manajemen laba berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan sedangkan mekanisme GCG dengan variabel kepemilikan manjerial dan institusional tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil penelitian Daniel berbeda dengan hasil penelitian Atik Fajaryani tahun 2015 yang mengemukakan hasil penelitian yaitu kepemilikan institusional berpengaruh positif, kepemilikan manajerial berpengaruh negatif, ukuran perusahaan berpengaruh positif, leverage berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.
Penelitian ini akan menggunakan data laporan keuangan perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Perusahaan sektor perbankan dipilih dengan alasan dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaaan (trust), baik dalam penghimpunan dana maupun dalam penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi dengan kepercayaan. Namun sekarang ini banyak kejadian dalam dunia perbankan terutama di indonesia, banyak nasabah yg kehilangan kepercayaan terhadap bank, karena uang nasabah yg di simpan di bank sudah hilang dan di gelapkan oleh oknum perbankan contohnya kasus Bank Century, atau ada pula masalah bank yang terkena masalah keuangan sehingga bank tersebut gulung tikar dan tidak mampu mengembalikan uang nasabahnya (Rani Hanifah, 2014).
Berikut adalah sembilan kasus perbankan pada kuartal pertama yang dihimpun oleh Strategic Indonesia melalui Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (di kutip dari Kompas.com  tanggal 17 Oktober 2012)
1.     Pembobolan Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tamini Square. Melibatkan supervisor kantor kas tersebut dibantu empat tersangka dari luar bank. Modusnya, membuka rekening atas nama tersangka di luar bank. Uang ditransfer ke rekening tersebut sebesar 6 juta dollar AS. Kemudian uang ditukar dengan dollar hitam (dollar AS palsu berwarna hitam) menjadi 60 juta dollar AS.
2.     Pemberian kredit dengan dokumen dan jaminan fiktif pada Bank Internasional Indonesia (BII) pada 31 Januari 2011. Melibatkan account officer BII Cabang Pangeran Jayakarta. Total kerugian Rp 3,6 miliar.
3.     Pencairan deposito dan melarikan pembobolan tabungan nasabah Bank Mandiri. Melibatkan lima tersangka, salah satunya customer service bank tersebut. Modusnya memalsukan tanda tangan di slip penarikan, kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan 1 Februari 2011, dengan nilai kerugian Rp 18 miliar.
4.     Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Margonda Depok. Tersangka seorang wakil pimpinan BNI cabang tersebut. Modusnya, tersangka mengirim berita teleks palsu berisi perintah memindahkan slip surat keputusan kredit dengan membuka rekening peminjaman modal kerja.
5.     Pencairan deposito Rp 6 miliar milik nasabah oleh pengurus BPR tanpa sepengetahuan pemiliknya di BPR Pundi Artha Sejahtera, Bekasi, Jawa Barat. Pada saat jatuh tempo, deposito tidak ada dana. Kasus tersebut melibatkan Direktur Utama BPR, dua komisaris, komisaris utama, dan seorang pelaku dari luar bank.
6.     Kasus yang terjadi pada Bank Danamon. Modusnya head teller Bank Danamon Cabang Menara Bank Danamon menarik uang kas nasabah berulang-ulang sebesar Rp 1,9 miliar dan 110.000 dollar AS.
7.     Penggelapan dana nasabah yang dilakukan Kepala Operasi Panin Bank Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening pribadi. Kerugian bank Rp 2,5 miliar.
8.     Pembobolan uang nasabah prioritas Citibank Landmark senilai Rp 16,63 miliar yang dilakukan senior relationship manager (RM) bank tersebut. Inong Malinda Dee, selaku RM, menarik dana nasabah tanpa sepengetahuan pemilik melalui slip penarikan kosong yang sudah ditandatangani nasabah.
9.     Konspirasi kecurangan investasi/deposito senilai Rp 111 miliar untuk kepentingan pribadi Kepala Cabang Bank Mega Jababeka.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.    Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014?
2.    Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap integritas laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014?
3.    Bagaimana pengaruh manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014?

C.  Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.
2.    Mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap integritas laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.
3.    Mengetahui pengaruh manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.

D.  Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut:
1.    Bagi masyarakat dan perusahaan
a.    Sebagai bahan pertimbangan untuk menanamkan modalnya di perusahaan.
b.    Sebagai acuan dan pembanding dalam melakukan penelitian lanjutan yang sejenis.
2.    Bagi perusahaan
a.    sebagai acuan supaya perusahaan dapat membuat laporan keuangan yang berintegritas tinggi dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi.
3.    Bagi Lembaga
a.    Hasil penelitian akan menambah jumlah referensi di perpustakaan yang nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai acuan penelitian sejenis selanjutnya.
b.    Menjadi tolak ukur dan data bagi lembaga untuk meningkatkan proses perkuliahan, terutama dalam hal penelitian mahasiswa.
4.    Bagi Peneliti
a.    Sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan analisa peneliti khususnya dalam melakukan implementasi ilmu dan teori yang telah dipelajari.

E.  Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat banyaknya perusahaan yang terdaftar di BEI, serta laporan dan item yang disediakan di BEI, maka peneliti membatasi ruang lingkup hanya pada laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan tahun 2012-2014 dengan hanya menganalisis item yang mempengaruhi integritas laporan keuangan saja, yaitu persentase kepemilikan saham oleh manajer dan institusi dan praktik manajemen laba.


BAB II
LANDASAN TEORI

1.    Kajian Penelitian Terdahulu
1.    Penelitian Daniel Salfauz Tawakal Putra, Dul Muid Jurusan akuntansi fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro tahun 2012, dengan judul Pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, kualitas audit dan manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan dengan studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian tersebut adalah independensi, kualitas audit dan manajemen laba berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan sedangkan mekanisme GCG dengan variabel kepemilikan manjerial dan institusional tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan dan perbedaannya adalah pada sampel yang diteliti.
2.    Penelitian Fajaryani, Atik tahun 2015, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi  integritas laporan keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013). Hasil penelitian adalah kepemilikan institusional berpengaruh positif, kepemilikan manajerial berpengaruh negatif, ukuran perusahaan berpengaruh positif, leverage berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel dependen integritas laporan keuangan dan variabel dependen kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitas audit. Perbedaannya adalah pada sampel yang diteliti.
3.    Penelitian Nicolin, Oktavia tahun 2013, Pengaruh Struktur Corporate Governance, Audit Tenure dan Spesialisasi Industri Auditor terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komisaris independen dan komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan; sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, audit tenure dan spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel independen yaitu struktur corporate governance dan variabel dependen yaitu Integritas laporan leuangan. Perbedaanya adalah studi empiris dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.

2.    Landasan Teori
1.    Integritas Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari sejumlah proses akuntansi yang dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai media untuk berkomunikasi dengan pihak eksternal perusahaan mengenai data keuangan atau aktivitas bisnis perusahaan tersebut selama periode tertentu (Djarwanto, 2004). Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK 2012:3).
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (SAK 2012:3). Menurut SAK per juni 2012, pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, lembaga-lembaga dan masyarakat. Pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda seperti sebagai berikut:
1.    Investor
Dalam penanaman modal ke sebuah perusahaan, investor menghadapi berbagai risiko dan penasihat investor juga berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang dilakukan sehingga mereka membutuhkan informasi guna membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan membayar dividen.
2.    Karyawan
Karyawan maupun kelompok perwakilannya membutuhkan informasi mengenai profitabilitas dan stabilitas perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja dan kesempatan kerja.
3.    Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar pinjaman serta bunganya pada saat jatuh tempo.
4.    Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya memerlukan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah kewajiban akan dibayar pada saat jatuh tempo. Dibanding pemberi pinjaman, kreditur usaha memberikan pinjaman dengan jangka waktu yang lebih pendek kecuali apabila perusahaan sebagai pelanggan utama sehingga mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5.    Pelanggan
Pelanggan membutuhkan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila mereka memiliki perjanjian jangka panjang atau memiliki kebergantungan yang tinggi terhadap perusahaan.
6.    Pemerintah
Pemerintah berkepentingan atas informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.


7.    Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi masyarakat dengan berbagai cara, misal pemberian kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian nasional sehingga laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2 mengenai Qualitative Characteristic Of Accounting Information, terdapat dua hal yang menjadi kualitas primer dalam suatu laporan keuangan, yaitu relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) menurut Kieso dan Weygandt dalam Astria (2011). Laporan keuangan yang memiliki integritas yang tinggi maka harus memenuhi dua karakteristik utama dalam suatu laporan keuangan. Informasi akuntansi yang memiliki integritas yang tinggi dapat diandalkan karena merupakan suatu penyajian yang jujur sehingga memungkinkan pengguna informasi akuntansi bergantung pada informasi tersebut, sehingga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan untuk membantu membuat keputusan.
Mulyadi (2002) mendefinisikan integritas sebagai prinsip moral yang tidak memihak dan jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apa adanya dan mengemukakan fakta tersebut seperti apa adanya. Pada penelitian Mayangsari (2003) integritas laporan keuangan didefinisikan sebagai: “Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur”.
Ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai disebut dengan sifat atau karakteristik kualitatif (Ismawanto, 2014). Sifat kualitatif laporan keuangan tersebut di antaranya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.    Dapat dipahami, artinya laporan keuangan mudah untuk dipahami oleh pemakai.
b.    Relevan, artinya laporan keuangan harus sesuai dengan tujuan operasional perusahaan dan memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
c.    Materialitas, artinya suatu laporan atau fakta dipandang material apabila kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan mencatat informasi dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan analisis bahwa keadaan lain sebagai bahan pertimbangan lengkap.
d.    Keandalan (reliable), artinya informasi laporan keuangan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation).
e.    Penyajian jujur, artinya informasi akuntansi harus menggambarkan kejujuran transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
f.     Substansi mengungguli bentuk, artinya jika dimaksudkan untuk menyajikan informasi dengan jujur, maka transaksi perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya bentuk hukumnya.
g.    Netralitas, artinya informasi akuntansi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
h.    Pertimbangan sehat, artinya informasi yang disajikan mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian.
i.      Kelengkapan, artinya informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
j.      Dapat dibandingkan, artinya informasi akuntansi harus dapat dibandingkan dengan laporan periode sebelumnya serta dapat dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

2.    Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan dalam suatu perusahaan akan memiliki motivasi yang berbeda dalam hal mengawasi atau memonitor perusahaan serta manajemen dan dewan direksinya. Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik antara manajemen dan pemegang saham Faisal (2005) dalam Sabrina (2010). Struktur kepemilikan dipercaya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jalannya perusahaan yang nantinya dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Sabrina (2010) menyatakan bahwa kepemilikan perusahaan dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme yang dapat mengendalikan masalah keagenan yang ada di suatu perusahaan.
a.    Kepemilikan Manajerial
Cornett et al (2006: 5) mendefinisikan kepemilikan manajerial sebagai proporsi saham yang dimiliki manajemen yang secara aktif turut dalam pengambilan keputusan perusahaan, meliputi direksi dan komisaris. Jensen dan Meckling (1976: 578) menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen dapat membantu menyelaraskan kepentingan antara pihak internal perusahaan dan penanam modal. Semakin baik kinerja perusahaan tersebut maka akan meningkatkan proporsi kepemilikan saham oleh manajemen. Semakin tinggi tingkat kepemilikan saham oleh manajemen akan memotivasi manajemen untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dapat memenuhi keinginan pemegang saham yang salah satunya adalah manajemen itu sendiri. Manajemen akan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan, karena manajemen akan ikut merasakan manfaat secara langsung dari keputusan yang diambil. Selain itu manajemen juga ikut menanggung kerugian apabila keputusan yang diambil oleh mereka salah.
Itturiaga dan Sanz (2001: 180) mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan manajerial dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan (agency approach) dan pendekatan ketidakseimbangan (asymmetric information approach). Pendekatan keagenan memandang struktur kepemilikan sebagai alat untuk mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim (claim holder) terhadap perusahaan. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara pihak internal dan pihak eksternal melalui pengungkapan informasi di pasar modal.
b.   Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya pada akhir tahun (Shien, et. al 2006) dalam Winanda (2009). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan adalah kepemilikan institusional. Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang dilakukan.
Semakin besar kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham Solomon (2004) dalam Sabrina (2010). Hal ini disebabkan karena jika tingkat kepemilikan manajeral tinggi, dapat berdampak buruk terhadap perusahaan karena menimbulkan masalah pertahanan, yang berarti jika kepemilikan manajerial tinggi, para manajer memiliki posisi yang kuat untuk melakukan suatu kontrol terhadap perusahaan dan pihak pemegang saham eksternal akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tindakan para manajer tersebut.  

3.    Manajemen Laba
Pengertian Manajemen Laba menurut ahli
1.    Pengertian manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
2.    Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
3.    Pengertian manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
4.    Pengertian manajemen laba menurut Healy dan Wahlen (1999) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.
Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu :
a.    Kebijakan Akuntansi
Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan  akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
b.    Pendapatan
Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.
c.    Biaya
Menganggap sebagai beban/ biaya atau menganggap sebagai  suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of  investment).
Faktor – faktor penyebab munculnya manajemen laba adalah:
a)    Manajemen Akrual (accruals management).
Faktor ini biasanya berkaitan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer (managers discretion).
b)   Penerapan Suatu Kebijakan Akuntansi yang Wajib
Faktor ini berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan yaitu antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
c)    Perubahan Aktiva Secara Sukarela.
Faktor ini biasanya berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu diantara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada Generally Accepted Accounting Principles.
Faktor-faktor yang memotivasi pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba adalah sebagai berikut:
a.    Program Bonus (Bonus Plan)
b.    Kontrak Utang (Debt Covenant)
c.    Motivasi Politis (political motivation)
d.   Motivasi Pajak (taxation motivation)
e.    Pergantian CEO (Chief Executive Officer)
f.     IPO (Initial Public Offering)
Klasifikasi Manajemen Laba
a)    Manipulasi yang melanggar Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU)
Mencakup pelanggaran nyata terhadap PABU dalam konteks pendekatan akuntansi berbasis aturan. Macam-macam pelanggaran ini antara lain: transaksi fiktif  dengan cara   menambah   (mark   up)   atau   mengurangi   (mark   down)   nilai   transaksi,   atau mungkin   dengan   tidak  melaporkan   sejumlah   transaksi,   percepatan   pengakuan pendapatan dengan mengubah tanggal menjadi lebih awal, pengakuan biaya sebagai asset, dll.
b)   Manipulasi yang selaras dengan PABU
Memanipulasi laba dengan menggunakan fleksibilitas yang diperbolehkan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Manipulasi ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
1.    Pemilihan metode
Cara ini meliputi pengubahan metode yang sebelumnya digunakan ke metode lain yang lebih menguntungkan. Misalnya pengubahan metode alokasi depresiasi dan aliran   biaya   pada   sediaan.   Hal   ini   dimungkinkan   dengan   adanya   berbagai alternatif yang tersedia di PABU. Namun demikian, cara ini tidak terlalu efektif untuk   memanipulasi  laba.   Pertama,   pemilihan   metoda  harus  diungkap  dalam catatan   laporan   keuangan   sehingga   tidak  terlalu   sulit  bagi   pihakpihak   yang berkepentingan untuk mendeteksi apa yang terjadi. Kedua, cara ini tidak dapat sering-sering digunakan karena pengubahan metode yang terlalu sering tentu akan menimbulkan kecurigaan.
2.    Pengubahan unsurunsur estimasi
Manajemen menggunakan metode ini untuk memanipulasi laba   dengan mengubah estimasi akuntansi. Hal Ini dilakukan dengan   mengubah unsurunsur estimasi seperti pada umur ekonomis dan nilai sisa pada aset jangka panjang, perkiraan piutang tak tertagih, asset impairments. Manipulasi laba semacam ini sangat sulit dideteksi oleh investor secara umum.
3.    Penstrukturan transaksi
Penstrukturan transaksi, secara akuntansi, dilakukan dengan menyesuaikan unsur unsur transaksi.
Pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara:
a.    Taking a Bath (Penurunan Laba Secara Besar-Besaran)
Hal ini terjadi selama periode pada saat terjadinya regenerasi, termasuk adanya pergantian pimpinan baru. Jika manajer merasa harus melaporkan kerugian, maka ia akan melaporkan dalam jumlah yang besar. Dengan tindakan ini manajer berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan atas kerugian perusahaan dapat dilimpahkan kepada manajer lama. Konsekuensinya, mereka akan menghapus asset, menyediakan biaya yang diharapkan di masa mendatang, dan secara umum akan meningkatkan probabilitas keuntungan yang dilaporkan di masa datang.
b.    Income Minimization
Pola ini mirip dengan taking a bath tetapi lebih halus. Cara ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi, sehingga jika   periode yang akan datang diperkirakan laba turun drastis dapat diatasi   dengan   mengambil   laba   periode sebelumnya.
c.    Income Maximization           
Income maximization dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang. Pola ini dapat dilakukan   dengan mengakui pendapatan terlebih dahulu dan menunda pengakuan beban.
d.    Income Smoothing
Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan dan dapat meningkatkan kemampuan investor  untuk  memprediksi  aliran  kas  di   masa   yang   akan  datang.  karena   pada umumnya investor lebih menyukai aliran laba yang relatif stabil.
Perataan laba dapat dihasilkan dari hal-lah berikut ini:
1)   Natural income smoothing, yaitu proses pembentukan laba secara inheren menghasilkan suatu stream earnings yang relatif merata, seperti yang terjadi pada utilitas publik (Eckel, 1981).
2)   Intentional income smoothing, yaitu yang disebabkan oleh tindakan manajemen yang dapat digolongkan ke dalam dua hal d bawah ini:
a.    Real  income smoothing (RIS), yang merupakan respons   manajer   terhadap perubahan kondisi perekonomian. Hasil investigasinya menunjukkan hasil bahwa RIS mempengaruhi aliran kas perusahaan.
b.    Artificial income smoothing (AIS), yaitu upaya manajer untuk secara "artifisial"

3.    Kerangka Pemikiran
Secara skematis kerangka pemikiran dapat diilustrasikan dalam gambar berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Variabel Independen                                                Variabel Dependen


Integritas Laporan Keuangan (Y)

Kepemilikan Manajerial (X1)

                                                                   
                                                                 H1
Kepemilikan Insitusional (X2)
                                                                  
                                                                  H2
Manajemen Laba (X3)

                                                                                                                                                                                       
                                                                       H3                                                                                                                                                              
4.    Pengembangan Hipotesis
Hipotesa dalam penelitian berarti dugaan sementara atau jawaban sementara atau jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, dan mempunyai peranan sebagai pedoman dan memberikan arah jalannya penelitian. Hipotesis penelitian yang diajukan sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1          : Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
H2        : Kepemilikan Insitusional berpengaruh positif terhadap Integritas laporan keuangan
H3        : Manajemen Laba berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan











BAB III
METODE PENELITIAN

A.  Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis data dan analisis yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena mengacu pada perhitungan data yang berupa angka.

B.  Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1.    Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012-2014.
2.    Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012: 62). Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Perusahaan tergolong dalam industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
b.    Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012 sampai dengan 31 Desember 2014.
c.    Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dalam satuan mata uang Rupiah sehingga perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dengan satuan mata uang Dollar akan dikeluarkan dari sampel.
d.   Perusahaan mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian secara lengkap selama periode 2012-2014.

C.  Definisi Operasional Variabel
1.    Variabel Dependen (Integritas Laporan Keuangan)
Dalam penelitian ini integritas laporan keuangan diukur dengan menggunakan konservatisme dengan asumsi non-operating accruals yang dikemukakan Givoly dan Hayn (2002) menyatakan bahwa apabila akrual bernilai negatif, maka laba dapat digolongkan konservatif, yang disebabkan karena laba yang diperoleh perusahaan lebih rendah dari cash flow pada periode tertentu. Dengan demikian, semakin konservatif suatu perusahaan maka akan semakin tinggi integritas laporan keuangan perusahaan tersebut.
Indikator yang digunakan untuk mengukur integritas laporan keuangan adalah total accrual yang dihitung dengan cara pendapatan bersih ditambah depresiasi dan hasilnya dikurangi arus kas dari operasional. Indikator kedua adalah operating accrual yang dihitung dengan cara piutang ditambah persediaan ditambah biaya dibayar dimuka dikurangi utang dikurangi biaya yang akan dibayar dikurangi utang pajak.
Rumus dapat dilihat sebagai berikut :
Non-operating accruals = Total accruals - Operating accruals
Dimana:
Total accrual              = (net income + depreciation) – cash flow from operational.
Operating accrual      = account receivable + inventories +  prepaid expense – account payable - accrued expense – tax payable

2.    Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012: 4). Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yang meliputi:
a.      Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial merupakan proporsi saham yang dimiliki manajemen yang secara aktif turut dalam pengambilan keputusan perusahaan, meliputi direksi dan komisaris. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase saham yang dimiliki oleh manajemen meliputi direksi dan komisaris perusahaan.

Rumus dapat dilihat sebagai berikut:
MNJMN  =    Jumlah saham yang dimiliki manajemen
                Jumlah saham yang beredar
b.   Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional merupakan jumlah saham yang dimiliki pihak eksternal, seperti bank, perusahaan asuransi, maupun institusi lainnya. Susiana dan Herawaty (2007: 8) menyatakan Kepemilikan Institusional merupakan persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase saham yang dimiliki oleh institusi/perusahaan lain.
Rumus dapat dilihat sebagai berikut:
INST  =       Jumlah saham yang dimiliki insitusi
       Jumlah saham yang beredar
c.       Manajemen Laba
Dalam penelitian kali ini, manajemen laba dideteksi dengan menggunakan metode akrual. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kusuma H. dkk (2003), total accruals pada penelitian ini didefinisikan sebagai selisih antara laba bersih (net income) dengan arus kas operasional (operating cash flow). Indikator yang digunakan untuk mengukur manajemen laba adalah pembagian antara total akrual dengan total aset.
Rumus dapat dilihat sebagai berikut:
TAt / At -1 = (NIt – OCFt) / At -1
Dimana:
TAt        : Total Accruals pada periode t
NIt       : Laba bersih operasi (net operating income) pada periode t
OCFt    : Aliran kas dari aktivitas operasi (operating cash flow)
At -1       : Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir tahun t-1

D.  Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diambil adalah data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 yang di peroleh dari www.idx.co.id.

E.  Instrumen Penelitian
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata (2008:52) menyatakan bahwa instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam, pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa print out laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2014.

F.   Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara dokumentasi yaitu melihat dan mengunduh laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari www.idx.co.id

G. Teknik Analisa Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Sugiyono (2012:29) mendefinisikan statistik deskriptif sebagai statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif dapat dilakukan guna mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, regresi, atau membandingkan dua rata-rata data sampel atau populasi (Sugiyono, 2011: 200). Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat integritas laporan keuangan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kualitas audit dan manajemen laba. Pengukuran yang digunakan adalah nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, nilai tengah dan standar deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik perlu dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis yang menggunakan model regresi linier telah memenuhi beberapa asumsi klasik yang disyaratkan agar hasil regresi yang diperoleh merupakan estimasi yang tepat.
a.    Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas data, terdapat dua cara yang digunakan, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas akan dilakukan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov Smirnov (K-S). Data berdistribusi normal apabila signifikansi lebih dari 0,05 (Imam Ghozali, 2011: 160-165)
b.    Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linier. Cara untuk mengetahui terjadinya autokorelasi atau tidak dengan menggunakan Run Test. Run Test sebagai bagian dari statistik nonparametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak memiliki korelasi, maka dikatakan bahwa residual acak atau random. Run test digunakan untuk melihat data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Autokorelasi tidak terjadi apabila probabilitas signifikan lebih besar dari α = 0,05 (Imam Ghozali, 2011: 110, 120-121).
c.    Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antarvariabel independen dalam model regresi. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/tolerance. Nilai cutoff yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Imam Ghozali, 2011: 105-106).
d.   Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakseimbangan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara Uji Glejser yang meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati dalam Imam Ghozali, 2011: 142). Apabila variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011: 143).
e.    Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah spesifikasi model sudah benar atau tidak. Uji linieritas dapat dilakukan dengan Uji Lagrange Multipler. Apabila nilai c2 hitung >c2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan model linier ditolak (Imam Ghozali, 2011: 169).
3.    Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kualitas Audit dan Manajemen Laba terhadap Integritas Laporan Keuangan akan menggunakan:
a.    Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2012: 275). Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis keenam yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kwalitas Audit, Manajemen Laba secara bersamaan berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan perusahaan.
Langkah-langkah yang harus diakukan dalam analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:
1.    Menentukan Persamaan Garis Regresi Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan:
Y              = Integritas Laporan Keuangan
a               = Konstanta
b1-b4         = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel
X1                 = Kepemilikan Manajerial
X2                 = Kepemilikan Insitusional
X3                 = Manajemen Laba
2.    Menghitung Koefisien Korelasi (R)
Menghitung koefisien korelasi (R) dengan menggunakan rumus korelasi, yaitu:
(𝑏1ΣX1Y)(𝑏2ΣX2Y)(𝑏3ΣX3Y)
Ry1, 2, 3              =
Σ𝑌2

3.    Menghitung Koefisien Determinasi (R2)
Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi, langkah selanjutnya adalah mencari nilai koefisien determinasi (R2) yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (R). Menurut Imam Ghozali (2011: 97), koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi memiliki nilai antara nol dan satu. Semakin kecil nilai R2 berarti bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen terbatas sedangkan koefisien determinasi yang mendekati satu berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen mendekati sempurna.
4.    Uji t (Uji Parsial)
Uji statisik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2001:50).
(Sugiono, 2012: 230) Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
        r√n-2
       t    =
       √1-r2

Keterangan:
t    : nilai t hitung
n   : Jumlah Sampel
r    : Koefisien Korelasi
Kriteria penerimaan atau penolakan H0 yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
a.    Apabila nilai thitung > nilai ttabel, maka H0 ditolak dan hipotesis alteratif yag menyatakan variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen diterima.
b.    Apabila nilai thitung < nilai ttabel, maka H0 diterima dan hipotesis alternatif yang menyatakan variabel independen. secara individual mempengaruhi variabel dependen ditolak.
Selain itu, kriteria penerimaan atau penolakan H0 dapat juga dilihat dari nilai probabilitas sebegai berikut:
a.    Apabila nilai probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b.    Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
5.    Uji F(Uji Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2011: 98). Rumus yang digunakan untuk uji F adalah sebagai berikut:
𝑅2 (𝑁𝑚−1)
F =
𝑚 (1−𝑅2)

Keterangan:
F     : Nilai F Hitung
n     : Jumlah Data
m    : Jumlah Prediktor
R2   : Koefisien determinasi antara variabel independen dengan variabel dependen
Untuk mengetahui signifikansi dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah alpha 5% atau 0,05. Kriteria penerimaan atau penolakan H0 yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
a.    Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen diterima.
b.    Apabila nilai Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan hipotesis alternatif yang menyatakan semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen ditolak.
Selain itu, kriteria penerimaan atau penolakan H0 dapat juga dilihat dari nilai probabilitas sebagai berikut:
a.    Apabila nilai probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b.    Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.



DAFTAR PUSTAKA
Sugiono, Arief dan Untung Edy. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-laporan-keuangan-menurut-ahli.html diakses pada tanggal 06 September 2015/22:17


Iriyanto. 2012. Permasalahan Bank Umum di Indonesia. http://persibvsbarca.wordpress.com/2012/10/18/permasalahan-bank-umum-di-indonesia/ diakses pada tanggal 06 september 2015/22:55


Hadi Muttaqin. 2013. Teori Kepemilikan Perusahaan dan Pengertian Kepemilikan Perusahaan. http://pustakabakul.blogspot.co.id/2013/06/teori-kepemilikan-perusahaan-dan.html diakses pada tanggal 12 September 2015/01:45

 

Ilmu Akuntansi, 2012. Pengertian Manajemen Laba. http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-manajemen-laba/ diakses pada tanggal 12 September 2015/23:26

Afid Burhanuddin, 2013. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-data-dan-instrumen-penelitian/ diakses pada tanggal 23 September 2015/17:38

Fajaryani, Atik. 2015. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi integritas laporan keuangan (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2013). Skripsi program sarjana. Universitas Negri Yogyakarta.

Latifah, Ghina. 2015. Pengaruh Good Corporate governance dan leverage terhadap integritas laporan keuangan dengan manajemen laba sebagai variabel intervening (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI). Artikel. Universitas Negri Padang.

Nicolin, Octavia. 2013. Pengaruh struktur corporate governance, audit tenur, dan spesialisasi industri auditor terhadap integritas laporan keuangan (pada perusahaan manufaktur yag terdaftar di BEI tahun 2008-2011). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Daniel Salfauz tawakal putra, dul muid. 2012. Pengaruh independensi, mekanisme Corporate governance, kualitas audit, dan manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan. ejournal. Universitas Diponegoro semarang.

Ghozali, Imam., Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro., 2006

Mayangsari, S., “Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan.”, Simposium Nasional Akuntansi VI, 16-17 Oktober 2003, pp. 1255-1273.

Susiana dan Herawaty,“Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan” Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar 26-28 juli 2007.


















Komentar

  1. Hallo ka, boleh tau ini judul penelitiannya apa, nama penelitinya siapa, dan tahun berapa? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo juga,, maaf maaf baru on kembali..meskipun udah telat pake banget, tp tetap akan saya jawab..ini proposal penelitian skripsi saya judulnya pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Hai Kak, boleh gak saya meminta penelitian kk ini dalam bentuk jurnal ?

      Hapus
  2. Halo,

    Di sini datang pinjaman terjangkau yang akan mengubah hidup Anda menjadi lebih baik, saya Mrs Liliana donato, pemberi pinjaman kredit disetujui, terakreditasi dan terdaftar di bawah pemberi pinjaman kredit kesatuan organisasi, menawarkan pinjaman kepada individu, perusahaan swasta dan orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan dalam rendah bunga 2%.

    Im Ibu Liliana, akan membuat yang terbaik dari layanan kami kepada semua pelamar yang sah. Anda tidak akan kecewa dengan saya dalam transaksi ini karena Anda tidak dilahirkan untuk menjadi pecundang. hubungi kami hari ini via E-mail: lilianadonatoloancompany@gmail.com
    Layanan kami meliputi:

    * Pinjaman Pribadi
    * Pinjaman konsolidasi Dept
    * Pinjaman Bisnis
    * Pinjaman Pendidikan
    * Ingkar janji
    * Pinjaman Dijamin
    * Pinjaman Tanpa Jaminan
    * Pinjaman hipotek
    * Pembayaran pinjaman
    * Siswa pinjaman
    * Kredit komersial
    * Pinjaman Auto
    * Pinjaman Investasi
    * Pinjaman Pembangunan
    * Dana Pinjaman
    * Pinjaman Konstruksi

    Silahkan mengisi formulir aplikasi pinjaman di bawah dan mengembalikannya kepada kami untuk kami melayani Anda lebih baik melalui e-mail:
    lilianadonatoloancompany@gmail.com


    FORMULIR APLIKASI:

    1) Nama Lengkap:
    2) Negara:
    3) Alamat:
    4) Seks:
    5) Status Pernikahan:
    6) Bekerja:
    7) Nomor telepon:
    8) berikutnya Kin:
    9) Pendapatan Bulanan:
    10) Jumlah Pinjaman Perlu:
    11) Istilah pinjaman:
    12) Tujuan pinjaman:
    13) Tanggal lahir:

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah SPM Pusat Laba

Tips Sukses Dunia Akhirat