integritas laporan keuangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis
Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan media yang dapat dipakai untuk meneliti
kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi,
ikhtisar laba ditahan dan laporan posisi keuangan secara singkat adalah hasil
akhir proses akuntansi (Agnes Sawir, 2001:2). Selain itu ada juga pendapat lain
mengenai pengertian laporan keuangan, disebutkan bahwa pengertian laporan
keuangan adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari
peristiwa-peristiwa dan kejadian yang setidaknya sebagian bersifat keuangan
dengan cara yang setepat-tepatnya dinyatakan dalam uang, serta penafsiran
terhadap hal-hal yang timbul daripadanya (Munawir, 2001:5).
Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan (SAK 2012:2:07).
Terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok atas laporan keuangan yaitu: 1) dapat dipahami dimana informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta
istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna; 2) relevan maksudnya laporan
keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna; 3) keandalan Informasi dalam laporan keuangan bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material; 4) dapat diperbandingkan
yaitu informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan
dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di
atas, dapat dikatakan bahwa laporan keuangan mencerminkan semua transaksi usaha
sepanjang waktu yang menghasilkan, baik peningkatan maupun penurunan bersih
nilai ekonomi bagi pemilik modal. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan
media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu
perusahaan. Laporan keuangan merupakan
media komunikasi antara manajemen perusahaan dan investor mengenai gambaran
keuangan perusahaan, oleh karena itu, laporan keuangan dituntut harus memiliki kualitas
andal, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan
keuangan harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan (SAK 2012:8). Namun kenyataannya, masih banyak perusahaan domestik
maupun multinasional serta jasa akuntan publik yang mulai dipertimbangkan dan
diragukan kredibilitasnya, hal tersebut disebabkan banyak terjadi manipulasi
terhadap data akuntansi terlebih pada laporan keuangan perusahaan.
Kasus manipulasi data
akuntansi terjadi pada beberapa perusahaan besar di Amerika seperti Enron,
Tyco, Global Crossing, dan Worldcom maupun beberapa perusahaan besar di
Indonesia seperti PT. Kimia Farma dan Bank Lippo yang sebelumnya mempunyai
kualitas audit yang bagus (Susiana dan Herawaty, 2007).
Setelah dilakukan sampel
penelitian pada perusahaan Enron, ternyata kasus manipulasi data akuntansi melibatkan
banyak pihak, dan kebanyakan pihak tersebut dari dalam perusahaan itu sendiri,
misalnya CEO, komisaris, komite audit, internal auditor dan eksternal auditor.
Terungkapnya kasus seperti ini merupakan kerugian besar bagi perusahaan, yang
ditandai dengan turunnya harga saham dari perusahaan tersebut, karena
masyarakat keuangan menjadi ragu untuk ikut memiliki perusahaan (Susiana dan
Herawaty, 2007).
Berdasarkan latar belakang
diatas, variabel independen yang akan diteliti adalah kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional dan manajemen laba. Motivasi lain penulis meneliti
variabel independen tersebut karena terdapat perbedaan hasil dari beberapa
penelitian terdahulu.
Hasil
penelitian Daniel Salfauz Tawakal Putra
tahun 2012 mengemukakan bahwa independensi,
kualitas audit dan manajemen laba berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan sedangkan mekanisme GCG dengan variabel kepemilikan manjerial dan institusional
tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil penelitian Daniel berbeda
dengan hasil penelitian Atik Fajaryani tahun 2015 yang mengemukakan hasil penelitian yaitu kepemilikan institusional berpengaruh
positif, kepemilikan manajerial berpengaruh negatif, ukuran perusahaan
berpengaruh positif, leverage berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan.
Penelitian ini akan menggunakan
data laporan keuangan perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2014. Perusahaan sektor perbankan dipilih dengan alasan dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaaan (trust), baik dalam penghimpunan dana
maupun dalam penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank
apabila dilandasi dengan kepercayaan. Namun sekarang ini banyak kejadian dalam
dunia perbankan terutama di indonesia, banyak nasabah yg kehilangan kepercayaan
terhadap bank, karena uang nasabah yg di simpan di bank sudah hilang dan di
gelapkan oleh oknum perbankan contohnya kasus Bank Century, atau ada pula
masalah bank yang terkena masalah keuangan sehingga bank tersebut gulung tikar
dan tidak mampu mengembalikan uang nasabahnya (Rani Hanifah, 2014).
Berikut
adalah sembilan kasus perbankan pada kuartal pertama yang dihimpun oleh Strategic Indonesia melalui Badan
Reserse Kriminal Mabes Polri (di
kutip dari Kompas.com tanggal 17 Oktober
2012)
1.
Pembobolan Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Tamini Square. Melibatkan supervisor kantor kas tersebut dibantu empat
tersangka dari luar bank. Modusnya, membuka rekening atas nama tersangka di
luar bank. Uang ditransfer ke rekening tersebut sebesar 6 juta dollar AS.
Kemudian uang ditukar dengan dollar hitam (dollar AS palsu berwarna hitam)
menjadi 60 juta dollar AS.
2.
Pemberian kredit dengan dokumen dan jaminan fiktif
pada Bank Internasional Indonesia (BII) pada 31 Januari 2011. Melibatkan account
officer BII Cabang Pangeran Jayakarta. Total kerugian Rp 3,6 miliar.
3.
Pencairan deposito dan melarikan pembobolan tabungan
nasabah Bank Mandiri. Melibatkan lima tersangka, salah satunya customer
service bank tersebut. Modusnya memalsukan tanda tangan di slip penarikan,
kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan 1 Februari
2011, dengan nilai kerugian Rp 18 miliar.
4.
Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Margonda Depok.
Tersangka seorang wakil pimpinan BNI cabang tersebut. Modusnya, tersangka mengirim
berita teleks palsu berisi perintah memindahkan slip surat keputusan kredit
dengan membuka rekening peminjaman modal kerja.
5.
Pencairan deposito Rp 6 miliar milik nasabah oleh
pengurus BPR tanpa sepengetahuan pemiliknya di BPR Pundi Artha Sejahtera,
Bekasi, Jawa Barat. Pada saat jatuh tempo, deposito tidak ada dana. Kasus
tersebut melibatkan Direktur Utama BPR, dua komisaris, komisaris utama, dan
seorang pelaku dari luar bank.
6.
Kasus yang terjadi pada Bank Danamon. Modusnya head
teller Bank Danamon Cabang Menara Bank Danamon menarik uang kas
nasabah berulang-ulang sebesar Rp 1,9 miliar dan 110.000 dollar AS.
7.
Penggelapan dana nasabah yang dilakukan Kepala Operasi
Panin Bank Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening pribadi.
Kerugian bank Rp 2,5 miliar.
8.
Pembobolan uang nasabah prioritas Citibank Landmark
senilai Rp 16,63 miliar yang dilakukan senior relationship manager (RM)
bank tersebut. Inong Malinda Dee, selaku RM, menarik dana nasabah tanpa
sepengetahuan pemilik melalui slip penarikan kosong yang sudah ditandatangani
nasabah.
9.
Konspirasi kecurangan investasi/deposito senilai Rp
111 miliar untuk kepentingan pribadi Kepala Cabang Bank Mega Jababeka.
Berdasarkan
latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan manajemen laba terhadap integritas
laporan keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana
pengaruh kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014?
2. Bagaimana
pengaruh kepemilikan institusional terhadap integritas laporan keuangan
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014?
3. Bagaimana
pengaruh manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
pengaruh kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.
2. Mengetahui
pengaruh kepemilikan institusional terhadap integritas laporan keuangan
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.
3. Mengetahui
pengaruh manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, sebagai
berikut:
1. Bagi
masyarakat dan perusahaan
a. Sebagai
bahan pertimbangan untuk menanamkan modalnya di perusahaan.
b. Sebagai
acuan dan pembanding dalam melakukan penelitian lanjutan yang sejenis.
2. Bagi
perusahaan
a. sebagai
acuan supaya perusahaan dapat membuat laporan keuangan yang berintegritas
tinggi dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi.
3. Bagi
Lembaga
a. Hasil
penelitian akan menambah jumlah referensi di perpustakaan yang nantinya
diharapkan dapat dipakai sebagai acuan penelitian sejenis selanjutnya.
b. Menjadi
tolak ukur dan data bagi lembaga untuk meningkatkan proses perkuliahan,
terutama dalam hal penelitian mahasiswa.
4. Bagi
Peneliti
a. Sebagai
proses untuk meningkatkan kemampuan analisa peneliti khususnya dalam melakukan
implementasi ilmu dan teori yang telah dipelajari.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat
banyaknya perusahaan yang terdaftar di BEI, serta laporan dan item yang
disediakan di BEI, maka peneliti membatasi ruang lingkup hanya pada laporan keuangan
tahunan perusahaan perbankan tahun 2012-2014 dengan hanya menganalisis item
yang mempengaruhi integritas laporan keuangan saja, yaitu persentase
kepemilikan saham oleh manajer dan institusi dan praktik manajemen laba.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
1.
Kajian
Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Daniel Salfauz Tawakal Putra, Dul Muid
Jurusan akuntansi fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro tahun 2012, dengan judul Pengaruh
independensi, mekanisme corporate governance, kualitas audit dan
manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan dengan studi kasus pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian tersebut
adalah independensi, kualitas audit dan manajemen laba berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan sedangkan mekanisme GCG dengan variabel
kepemilikan manjerial dan institusional tidak berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang
digunakan dan perbedaannya adalah pada sampel yang diteliti.
2. Penelitian
Fajaryani, Atik tahun 2015, analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi integritas laporan keuangan (Studi Empiris
pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2013). Hasil penelitian adalah kepemilikan institusional berpengaruh
positif, kepemilikan manajerial berpengaruh negatif, ukuran perusahaan
berpengaruh positif, leverage berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel dependen integritas
laporan keuangan dan variabel dependen kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
dan kualitas audit. Perbedaannya adalah pada sampel yang diteliti.
3. Penelitian
Nicolin, Oktavia tahun 2013, Pengaruh Struktur Corporate Governance, Audit
Tenure dan Spesialisasi Industri Auditor terhadap Integritas Laporan
Keuangan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2008-2011). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komisaris independen dan
komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas laporan
keuangan; sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, audit
tenure dan spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel
independen yaitu struktur corporate governance dan variabel dependen yaitu
Integritas laporan leuangan. Perbedaanya adalah studi empiris dalam penelitian
ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.
2.
Landasan Teori
1.
Integritas
Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan hasil dari sejumlah proses akuntansi yang dapat digunakan
oleh pihak manajemen perusahaan sebagai media untuk berkomunikasi dengan pihak
eksternal perusahaan mengenai data keuangan atau aktivitas bisnis perusahaan
tersebut selama periode tertentu (Djarwanto, 2004). Laporan keuangan yang
lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan, catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK 2012:3).
Laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (SAK 2012:3). Menurut
SAK per juni 2012, pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, lembaga-lembaga dan masyarakat.
Pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang berbeda seperti sebagai berikut:
1. Investor
Dalam
penanaman modal ke sebuah perusahaan, investor menghadapi berbagai risiko dan
penasihat investor juga berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan
dari investasi yang dilakukan sehingga mereka membutuhkan informasi guna
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan
maupun kelompok perwakilannya membutuhkan informasi mengenai profitabilitas dan
stabilitas perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas
jasa, imbalan pascakerja dan kesempatan kerja.
3. Pemberi
Pinjaman
Pemberi
pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan
membayar pinjaman serta bunganya pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok
dan Kreditur Usaha Lainnya
Pemasok
dan kreditur usaha lainnya memerlukan informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah kewajiban akan dibayar pada saat jatuh tempo.
Dibanding pemberi pinjaman, kreditur usaha memberikan pinjaman dengan jangka
waktu yang lebih pendek kecuali apabila perusahaan sebagai pelanggan utama
sehingga mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Pelanggan
membutuhkan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila
mereka memiliki perjanjian jangka panjang atau memiliki kebergantungan yang
tinggi terhadap perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah
berkepentingan atas informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan
kebijakan pajak, dan untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan
mempengaruhi masyarakat dengan berbagai cara, misal pemberian kontribusi yang
tinggi terhadap perekonomian nasional sehingga laporan keuangan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan kecenderungan dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Dalam
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2 mengenai Qualitative
Characteristic Of Accounting Information, terdapat dua hal yang menjadi
kualitas primer dalam suatu laporan keuangan, yaitu relevansi (relevance)
dan keandalan (reliability) menurut Kieso dan Weygandt dalam Astria
(2011). Laporan keuangan yang memiliki integritas yang tinggi maka harus
memenuhi dua karakteristik utama dalam suatu laporan keuangan. Informasi
akuntansi yang memiliki integritas yang tinggi dapat diandalkan karena
merupakan suatu penyajian yang jujur sehingga memungkinkan pengguna informasi
akuntansi bergantung pada informasi tersebut, sehingga memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan untuk membantu membuat
keputusan.
Mulyadi
(2002) mendefinisikan integritas sebagai prinsip moral yang tidak memihak dan
jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apa adanya
dan mengemukakan fakta tersebut seperti apa adanya. Pada penelitian Mayangsari
(2003) integritas laporan keuangan didefinisikan sebagai: “Integritas laporan
keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan
informasi yang benar dan jujur”.
Ciri khas
yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai disebut
dengan sifat atau karakteristik kualitatif (Ismawanto, 2014). Sifat kualitatif
laporan keuangan tersebut di antaranya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Dapat dipahami,
artinya laporan keuangan mudah untuk dipahami oleh pemakai.
b. Relevan,
artinya laporan keuangan harus sesuai dengan tujuan operasional perusahaan dan
memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
c. Materialitas,
artinya suatu laporan atau fakta dipandang material apabila kelalaian dalam
mencantumkan atau kesalahan mencatat informasi dapat memengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan analisis bahwa keadaan lain sebagai bahan pertimbangan
lengkap.
d.
Keandalan (reliable),
artinya informasi laporan keuangan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus
dan jujur (faithful representation).
e. Penyajian
jujur, artinya informasi akuntansi harus menggambarkan kejujuran transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
f. Substansi
mengungguli bentuk, artinya jika dimaksudkan untuk menyajikan informasi dengan
jujur, maka transaksi perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi, bukan hanya bentuk hukumnya.
g. Netralitas,
artinya informasi akuntansi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
h. Pertimbangan
sehat, artinya informasi yang disajikan mengandung unsur kehati-hatian pada
saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian.
i. Kelengkapan,
artinya informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya.
j. Dapat
dibandingkan, artinya informasi akuntansi harus dapat dibandingkan dengan
laporan periode sebelumnya serta dapat dibandingkan dengan perusahaan lain yang
sejenis.
2.
Struktur
Kepemilikan
Struktur
kepemilikan dalam suatu perusahaan akan memiliki motivasi yang berbeda dalam
hal mengawasi atau memonitor perusahaan serta manajemen dan dewan direksinya.
Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik antara
manajemen dan pemegang saham Faisal (2005) dalam Sabrina (2010). Struktur
kepemilikan dipercaya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jalannya perusahaan
yang nantinya dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Jensen dan Meckling
(1976) dalam Sabrina (2010) menyatakan bahwa kepemilikan perusahaan dan
kepemilikan institusional adalah dua mekanisme yang dapat mengendalikan masalah
keagenan yang ada di suatu perusahaan.
a.
Kepemilikan
Manajerial
Cornett
et al (2006: 5) mendefinisikan kepemilikan manajerial sebagai proporsi
saham yang dimiliki manajemen yang secara aktif turut dalam pengambilan
keputusan perusahaan, meliputi direksi dan komisaris. Jensen
dan Meckling (1976: 578) menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen
dapat membantu menyelaraskan kepentingan antara pihak internal perusahaan dan
penanam modal. Semakin baik kinerja perusahaan tersebut maka akan meningkatkan
proporsi kepemilikan saham oleh manajemen. Semakin tinggi tingkat kepemilikan
saham oleh manajemen akan memotivasi manajemen untuk meningkatkan kinerjanya
sehingga dapat memenuhi keinginan pemegang saham yang salah satunya adalah
manajemen itu sendiri. Manajemen akan lebih berhati-hati dalam mengambil
suatu keputusan, karena manajemen akan ikut merasakan manfaat secara langsung
dari keputusan yang diambil. Selain itu manajemen juga ikut menanggung kerugian
apabila keputusan yang diambil oleh mereka salah.
Itturiaga
dan Sanz (2001: 180) mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan manajerial dapat
dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan (agency approach)
dan pendekatan ketidakseimbangan (asymmetric information approach).
Pendekatan keagenan memandang struktur kepemilikan sebagai alat untuk
mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim (claim holder)
terhadap perusahaan. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang
kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan
informasi antara pihak internal dan pihak eksternal melalui pengungkapan
informasi di pasar modal.
b. Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
Institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan,
institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi
lainnya pada akhir tahun (Shien, et. al 2006) dalam Winanda (2009). Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan adalah kepemilikan
institusional. Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan
mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja manajemen,
karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan
untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang
dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi
yang dilakukan.
Semakin
besar kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin besar kekuatan suara dan
dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan
akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai
perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Pengaruh investor institusional
terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat
digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham
Solomon (2004) dalam Sabrina (2010). Hal ini disebabkan karena jika tingkat
kepemilikan manajeral tinggi, dapat berdampak buruk terhadap perusahaan karena
menimbulkan masalah pertahanan, yang berarti jika kepemilikan manajerial tinggi,
para manajer memiliki posisi yang kuat untuk melakukan suatu kontrol terhadap
perusahaan dan pihak pemegang saham eksternal akan mengalami kesulitan untuk
mengendalikan tindakan para manajer tersebut.
3. Manajemen Laba
Pengertian Manajemen Laba
menurut ahli
1.
Pengertian
manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses
pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat
(sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
2.
Pengertian
manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen laba
adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles (GAAP)
untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
3.
Pengertian
manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen laba
adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari
unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan
kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
4.
Pengertian
manajemen laba menurut Healy dan Wahlen (1999) manajemen laba terjadi
ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah
laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja
ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan
kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.
Menurut
Ayres (1994:27-29) terdapat
unsur-unsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan
manajemen laba yaitu :
a. Kebijakan
Akuntansi
Keputusan manajer untuk menerapkan
suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu
antara menerapkan akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau
menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
b. Pendapatan
Dengan mempercepat atau menunda
pengakuan akan pendapatan.
c. Biaya
Menganggap sebagai beban/ biaya
atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of investment).
Faktor
– faktor penyebab munculnya manajemen laba adalah:
a) Manajemen
Akrual (accruals management).
Faktor ini biasanya berkaitan
dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan
yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer (managers discretion).
b) Penerapan
Suatu Kebijakan Akuntansi yang Wajib
Faktor ini berkaitan dengan
keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib
diterapkan oleh perusahaan yaitu antara menerapkannya lebih awal dari waktu
yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
c) Perubahan
Aktiva Secara Sukarela.
Faktor ini biasanya berkaitan
dengan upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi
tertentu diantara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan
diakui oleh badan akuntansi yang ada Generally
Accepted Accounting Principles.
Faktor-faktor
yang memotivasi pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba adalah sebagai
berikut:
a. Program
Bonus (Bonus Plan)
b. Kontrak
Utang (Debt Covenant)
c. Motivasi
Politis (political motivation)
d. Motivasi
Pajak (taxation motivation)
e. Pergantian
CEO (Chief Executive Officer)
f. IPO
(Initial Public Offering)
Klasifikasi Manajemen Laba
a) Manipulasi
yang melanggar Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU)
Mencakup pelanggaran nyata terhadap
PABU dalam konteks pendekatan akuntansi berbasis aturan. Macam-macam
pelanggaran ini antara lain: transaksi fiktif
dengan cara menambah
(mark up)
atau mengurangi (mark down)
nilai transaksi, atau mungkin dengan
tidak melaporkan sejumlah
transaksi, percepatan pengakuan pendapatan dengan mengubah tanggal
menjadi lebih awal, pengakuan biaya sebagai asset, dll.
b) Manipulasi
yang selaras dengan PABU
Memanipulasi laba dengan menggunakan
fleksibilitas yang diperbolehkan Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP). Manipulasi ini dikelompokkan menjadi
3 kelompok yaitu:
1. Pemilihan
metode
Cara ini meliputi pengubahan metode
yang sebelumnya digunakan ke metode lain yang lebih menguntungkan. Misalnya
pengubahan metode alokasi depresiasi dan aliran biaya
pada sediaan. Hal
ini dimungkinkan dengan
adanya berbagai alternatif yang
tersedia di PABU. Namun demikian, cara ini tidak terlalu efektif untuk memanipulasi
laba. Pertama, pemilihan
metoda harus diungkap
dalam catatan laporan keuangan
sehingga tidak terlalu
sulit bagi pihak‐pihak yang berkepentingan untuk mendeteksi apa
yang terjadi. Kedua, cara ini tidak dapat sering-sering
digunakan karena pengubahan metode yang terlalu sering tentu akan menimbulkan
kecurigaan.
2. Pengubahan
unsur‐unsur estimasi
Manajemen menggunakan metode ini
untuk memanipulasi laba dengan mengubah
estimasi akuntansi. Hal Ini dilakukan dengan
mengubah unsur‐unsur
estimasi seperti pada umur ekonomis dan nilai sisa pada aset jangka panjang,
perkiraan piutang tak tertagih, asset
impairments. Manipulasi laba semacam ini sangat sulit dideteksi oleh
investor secara umum.
3. Penstrukturan
transaksi
Penstrukturan transaksi, secara
akuntansi, dilakukan dengan menyesuaikan unsur‐ unsur
transaksi.
Pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara:
a. Taking a Bath (Penurunan Laba Secara
Besar-Besaran)
Hal ini terjadi selama periode pada
saat terjadinya regenerasi, termasuk adanya pergantian pimpinan baru. Jika
manajer merasa harus melaporkan kerugian, maka ia akan melaporkan dalam jumlah
yang besar. Dengan tindakan ini manajer berharap dapat meningkatkan laba yang
akan datang dan kesalahan atas kerugian perusahaan dapat dilimpahkan kepada
manajer lama. Konsekuensinya, mereka akan menghapus asset, menyediakan biaya
yang diharapkan di masa mendatang, dan secara umum akan meningkatkan
probabilitas keuntungan yang dilaporkan di masa datang.
b.
Income
Minimization
Pola ini mirip dengan taking a bath tetapi lebih halus. Cara
ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi, sehingga
jika periode yang akan datang
diperkirakan laba turun drastis dapat diatasi
dengan mengambil laba
periode sebelumnya.
c.
Income
Maximization
Income maximization dilakukan
pada saat laba menurun. Tindakan atas income
maximization bertujuan untuk melaporkan net
income yang tinggi untuk tujuan bonus yang besar. Pola ini dilakukan oleh
perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang. Pola ini dapat
dilakukan dengan mengakui pendapatan
terlebih dahulu dan menunda pengakuan beban.
d.
Income
Smoothing
Income smoothing
dilakukan
perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi
fluktuasi laba yang dilaporkan dan dapat meningkatkan kemampuan investor untuk
memprediksi aliran kas
di masa yang
akan datang. karena
pada umumnya investor lebih menyukai aliran laba yang relatif stabil.
Perataan laba dapat dihasilkan dari
hal-lah berikut ini:
1) Natural income smoothing, yaitu
proses pembentukan laba secara inheren
menghasilkan suatu stream earnings
yang relatif merata, seperti yang terjadi pada utilitas publik (Eckel, 1981).
2) Intentional income smoothing, yaitu yang
disebabkan oleh tindakan manajemen yang dapat digolongkan
ke dalam dua hal d bawah ini:
a. Real income smoothing
(RIS), yang merupakan respons
manajer terhadap perubahan
kondisi perekonomian. Hasil investigasinya menunjukkan hasil bahwa RIS
mempengaruhi aliran kas perusahaan.
b. Artificial income smoothing
(AIS), yaitu upaya manajer untuk secara "artifisial"
3.
Kerangka Pemikiran
Secara skematis kerangka pemikiran dapat diilustrasikan dalam gambar berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Variabel
Independen Variabel Dependen
Integritas Laporan
Keuangan (Y)
|
|
Kepemilikan
Manajerial (X1)
|
H1
Kepemilikan
Insitusional (X2)
|
H2
Manajemen
Laba (X3)
|
H3
4.
Pengembangan Hipotesis
Hipotesa
dalam penelitian berarti dugaan sementara atau jawaban sementara atau jawaban
sementara terhadap masalah yang dihadapi, dan mempunyai peranan sebagai pedoman
dan memberikan arah jalannya penelitian. Hipotesis penelitian yang diajukan
sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H1 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap integritas
laporan keuangan
H2
: Kepemilikan Insitusional
berpengaruh positif terhadap Integritas laporan keuangan
H3 : Manajemen Laba berpengaruh positif
terhadap integritas laporan keuangan
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan
jenis data dan analisis yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif karena mengacu pada perhitungan data yang berupa angka.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik
Sampling
1.
Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012-2014.
2.
Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012: 62). Pengambilan
sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling yaitu pengambilan
sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan
tergolong dalam industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014.
b. Perusahaan
menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012
sampai dengan 31 Desember 2014.
c. Perusahaan
menerbitkan laporan keuangan dalam satuan mata uang Rupiah sehingga perusahaan
yang menerbitkan laporan keuangan dengan satuan mata uang Dollar akan
dikeluarkan dari sampel.
d. Perusahaan
mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian secara lengkap selama
periode 2012-2014.
C. Definisi Operasional Variabel
1.
Variabel
Dependen (Integritas Laporan Keuangan)
Dalam
penelitian ini integritas laporan keuangan diukur dengan menggunakan
konservatisme dengan asumsi non-operating accruals yang dikemukakan
Givoly dan Hayn (2002) menyatakan bahwa apabila akrual bernilai negatif, maka
laba dapat digolongkan konservatif, yang disebabkan karena laba yang diperoleh
perusahaan lebih rendah dari cash flow pada periode tertentu. Dengan
demikian, semakin konservatif suatu perusahaan maka akan semakin tinggi
integritas laporan keuangan perusahaan tersebut.
Indikator
yang digunakan untuk mengukur integritas laporan keuangan adalah total accrual
yang dihitung dengan cara pendapatan bersih ditambah depresiasi dan hasilnya
dikurangi arus kas dari operasional. Indikator kedua adalah operating accrual yang dihitung dengan
cara piutang ditambah persediaan ditambah biaya dibayar dimuka dikurangi utang
dikurangi biaya yang akan dibayar dikurangi utang pajak.
Rumus dapat dilihat sebagai berikut
:
Non-operating accruals = Total accruals
- Operating accruals
Dimana:
Total accrual = (net income + depreciation) –
cash flow from operational.
Operating
accrual = account receivable +
inventories + prepaid expense – account payable - accrued
expense – tax payable
2. Variabel
Independen
Variabel independen
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012: 4). Penelitian ini menggunakan tiga
variabel independen yang meliputi:
a.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
Manajerial merupakan proporsi saham yang dimiliki manajemen yang secara aktif
turut dalam pengambilan keputusan perusahaan, meliputi direksi dan komisaris.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah
persentase saham yang dimiliki oleh manajemen meliputi direksi dan komisaris
perusahaan.
Rumus dapat dilihat
sebagai berikut:
MNJMN
= Jumlah
saham yang dimiliki manajemen
Jumlah saham yang beredar
b. Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
Institusional merupakan jumlah saham yang dimiliki pihak eksternal, seperti
bank, perusahaan asuransi, maupun institusi lainnya. Susiana dan Herawaty
(2007: 8) menyatakan Kepemilikan Institusional merupakan persentase saham
perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun
luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri. Indikator yang
digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase saham yang
dimiliki oleh institusi/perusahaan lain.
Rumus
dapat dilihat sebagai berikut:
INST
= Jumlah saham yang dimiliki insitusi
Jumlah saham yang beredar
c.
Manajemen Laba
Dalam penelitian kali ini, manajemen laba dideteksi dengan menggunakan metode
akrual. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kusuma H. dkk (2003), total accruals pada penelitian ini
didefinisikan sebagai selisih antara laba bersih (net income) dengan arus kas operasional (operating cash flow). Indikator yang
digunakan untuk mengukur manajemen laba adalah pembagian antara total akrual
dengan total aset.
Rumus dapat
dilihat sebagai berikut:
TAt / At -1 = (NIt
– OCFt) / At -1
Dimana:
TAt :
Total Accruals pada periode t
NIt :
Laba bersih operasi (net operating
income) pada periode t
OCFt :
Aliran kas dari aktivitas operasi (operating
cash flow)
At -1 :
Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir tahun t-1
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang
diambil adalah data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI tahun 2012-2014 yang di peroleh dari www.idx.co.id.
E. Instrumen Penelitian
Ibnu Hadjar
(1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara
objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata (2008:52) menyatakan bahwa
instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam, pada umumnya
secara kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa print out laporan
keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2014.
F.
Teknik
Pengumpulan Data
Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara dokumentasi yaitu melihat
dan mengunduh laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI dari www.idx.co.id
G. Teknik Analisa Data
1.
Uji Statistik Deskriptif
Sugiyono
(2012:29) mendefinisikan statistik deskriptif sebagai statistik yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis
dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif dapat
dilakukan guna mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis
korelasi, regresi, atau membandingkan dua rata-rata data sampel atau populasi
(Sugiyono, 2011: 200). Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan
untuk mengetahui tingkat integritas laporan keuangan, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, kualitas audit dan manajemen laba. Pengukuran yang digunakan
adalah nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, nilai tengah dan standar
deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji
asumsi klasik perlu dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis yang
menggunakan model regresi linier telah memenuhi beberapa asumsi klasik yang
disyaratkan agar hasil regresi yang diperoleh merupakan estimasi yang tepat.
a.
Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas
data, terdapat dua cara yang digunakan, yaitu analisis grafik dan analisis
statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas akan dilakukan dengan uji
statistik nonparametrik Kolmogorov Smirnov (K-S). Data berdistribusi
normal apabila signifikansi lebih dari 0,05 (Imam Ghozali, 2011: 160-165)
b.
Uji Autokorelasi
Uji
autokorelasi bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) dalam
model regresi linier. Cara untuk mengetahui terjadinya autokorelasi atau tidak
dengan menggunakan Run Test. Run Test sebagai bagian dari
statistik nonparametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak memiliki korelasi,
maka dikatakan bahwa residual acak atau random.
Run test digunakan untuk melihat data residual terjadi secara random
atau tidak (sistematis). Autokorelasi tidak terjadi apabila probabilitas signifikan
lebih besar dari α = 0,05 (Imam Ghozali, 2011: 110, 120-121).
c.
Uji Multikolinieritas
Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi
antarvariabel independen dalam model regresi. Cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam
pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen
(terikat) dan diregresi variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena
VIF = 1/tolerance. Nilai cutoff yang umum digunakan untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10
atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Imam Ghozali, 2011: 105-106).
d.
Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidakseimbangan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara Uji Glejser yang
meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati dalam
Imam Ghozali, 2011: 142). Apabila variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen, maka terdapat indikasi terjadi
heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011: 143).
e.
Uji Linearitas
Uji
linearitas digunakan untuk mengetahui apakah spesifikasi model sudah benar atau
tidak. Uji linieritas dapat dilakukan dengan Uji Lagrange Multipler.
Apabila nilai c2 hitung >c2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan model
linier ditolak (Imam Ghozali, 2011: 169).
3.
Uji Hipotesis
Dalam
penelitian ini, pengujian hipotesis pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kualitas Audit dan Manajemen Laba terhadap Integritas Laporan
Keuangan akan menggunakan:
a.
Analisis
Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih
dari satu terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2012: 275). Dalam penelitian
ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis keenam
yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Kwalitas Audit, Manajemen Laba secara bersamaan berpengaruh terhadap Integritas
Laporan Keuangan perusahaan.
Langkah-langkah yang harus diakukan
dalam analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:
1. Menentukan
Persamaan Garis Regresi Berganda
Y = a + b1X1
+ b2X2 + b3X3
Keterangan:
Y = Integritas Laporan Keuangan
a = Konstanta
b1-b4 = Koefisien regresi untuk masing-masing
variabel
X1 = Kepemilikan Manajerial
X2 = Kepemilikan Insitusional
X3 = Manajemen Laba
2. Menghitung
Koefisien Korelasi (R)
Menghitung koefisien korelasi (R) dengan
menggunakan rumus korelasi, yaitu:
(𝑏1ΣX1Y)(𝑏2ΣX2Y)(𝑏3ΣX3Y)
Ry1, 2, 3
=
Σ𝑌2
3. Menghitung
Koefisien Determinasi (R2)
Setelah diperoleh nilai koefisien
korelasi, langkah selanjutnya adalah mencari nilai koefisien determinasi (R2)
yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (R). Menurut Imam Ghozali (2011:
97), koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi memiliki
nilai antara nol dan satu. Semakin kecil nilai R2 berarti bahwa
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
terbatas sedangkan koefisien determinasi yang mendekati satu berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen mendekati sempurna.
4. Uji
t (Uji Parsial)
Uji
statisik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2001:50).
(Sugiono,
2012: 230) Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
r√n-2
t =
√1-r2
Keterangan:
t : nilai t hitung
n : Jumlah Sampel
r : Koefisien Korelasi
Kriteria
penerimaan atau penolakan H0 yang akan digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Apabila
nilai thitung > nilai ttabel, maka H0
ditolak dan hipotesis alteratif yag menyatakan variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen diterima.
b. Apabila
nilai thitung < nilai ttabel, maka H0
diterima dan hipotesis alternatif yang menyatakan variabel independen. secara
individual mempengaruhi variabel dependen ditolak.
Selain
itu, kriteria penerimaan atau penolakan H0 dapat juga dilihat dari
nilai probabilitas sebegai berikut:
a. Apabila
nilai probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Apabila
nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak.
5. Uji
F(Uji Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2011: 98). Rumus yang
digunakan untuk uji F adalah sebagai berikut:
𝑅2 (𝑁−𝑚−1)
F
=
𝑚 (1−𝑅2)
Keterangan:
F :
Nilai F Hitung
n :
Jumlah Data
m :
Jumlah Prediktor
R2 : Koefisien determinasi antara variabel independen dengan variabel
dependen
Untuk mengetahui signifikansi dapat
dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Tingkat signifikansi
yang digunakan adalah alpha 5% atau 0,05. Kriteria penerimaan atau penolakan H0
yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
a. Apabila
nilai Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan
hipotesis alternatif yang menyatakan semua variabel independen secara simultan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen diterima.
b. Apabila
nilai Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
dan hipotesis alternatif yang menyatakan semua variabel independen secara
simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen ditolak.
Selain itu, kriteria penerimaan atau
penolakan H0 dapat juga dilihat dari nilai probabilitas sebagai
berikut:
a. Apabila
nilai probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Apabila
nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiono,
Arief dan Untung Edy. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-laporan-keuangan-menurut-ahli.html
diakses pada tanggal 06 September 2015/22:17
Sidoe.ga.
2012. Pengertian Laporan Keuangan menurut
ahli PSAK. http://www.sidoe.ga/2015/05/pengertian-laporan-keuangan.html
diakses pada tanggal 06 september 2015/22:33
Iriyanto. 2012. Permasalahan
Bank Umum di Indonesia. http://persibvsbarca.wordpress.com/2012/10/18/permasalahan-bank-umum-di-indonesia/ diakses pada
tanggal 06 september 2015/22:55
Ismawanto.
2014. Kualitas Laporan Keuangan. http://ssbelajar.blogspot.co.id/2012/04/kualitas-laporan-keuangan.html
diakses pada tanggal 12 September 2015/01:33
Hadi Muttaqin. 2013. Teori Kepemilikan Perusahaan dan Pengertian Kepemilikan Perusahaan. http://pustakabakul.blogspot.co.id/2013/06/teori-kepemilikan-perusahaan-dan.html diakses pada tanggal 12 September 2015/01:45
Ilmu
Akuntansi, 2012. Pengertian Manajemen
Laba. http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-manajemen-laba/ diakses pada
tanggal 12 September 2015/23:26
Afid
Burhanuddin, 2013. Pengumpulan Data dan
Instrumen Penelitian. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-data-dan-instrumen-penelitian/ diakses pada
tanggal 23 September 2015/17:38
Fajaryani,
Atik. 2015. Analisis Faktor-faktor yang
mempengaruhi integritas laporan keuangan (studi empiris pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2013). Skripsi program sarjana.
Universitas Negri Yogyakarta.
Latifah,
Ghina. 2015. Pengaruh Good Corporate
governance dan leverage terhadap integritas laporan keuangan dengan manajemen
laba sebagai variabel intervening (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI). Artikel. Universitas Negri Padang.
Nicolin,
Octavia. 2013. Pengaruh struktur
corporate governance, audit tenur, dan spesialisasi industri auditor terhadap
integritas laporan keuangan (pada perusahaan manufaktur yag terdaftar di BEI
tahun 2008-2011). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Daniel
Salfauz tawakal putra, dul muid. 2012. Pengaruh
independensi, mekanisme Corporate governance, kualitas audit, dan manajemen
laba terhadap integritas laporan keuangan. ejournal. Universitas Diponegoro semarang.
Ghozali,
Imam., Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro., 2006
Mayangsari,
S., “Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate
Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan.”, Simposium Nasional
Akuntansi VI, 16-17 Oktober 2003, pp. 1255-1273.
Susiana
dan Herawaty,“Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance,
dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan” Simposium Nasional
Akuntansi X, Unhas Makassar 26-28 juli 2007.
Hallo ka, boleh tau ini judul penelitiannya apa, nama penelitinya siapa, dan tahun berapa? terima kasih
BalasHapusHallo juga,, maaf maaf baru on kembali..meskipun udah telat pake banget, tp tetap akan saya jawab..ini proposal penelitian skripsi saya judulnya pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusHai Kak, boleh gak saya meminta penelitian kk ini dalam bentuk jurnal ?
HapusHalo,
BalasHapusDi sini datang pinjaman terjangkau yang akan mengubah hidup Anda menjadi lebih baik, saya Mrs Liliana donato, pemberi pinjaman kredit disetujui, terakreditasi dan terdaftar di bawah pemberi pinjaman kredit kesatuan organisasi, menawarkan pinjaman kepada individu, perusahaan swasta dan orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan dalam rendah bunga 2%.
Im Ibu Liliana, akan membuat yang terbaik dari layanan kami kepada semua pelamar yang sah. Anda tidak akan kecewa dengan saya dalam transaksi ini karena Anda tidak dilahirkan untuk menjadi pecundang. hubungi kami hari ini via E-mail: lilianadonatoloancompany@gmail.com
Layanan kami meliputi:
* Pinjaman Pribadi
* Pinjaman konsolidasi Dept
* Pinjaman Bisnis
* Pinjaman Pendidikan
* Ingkar janji
* Pinjaman Dijamin
* Pinjaman Tanpa Jaminan
* Pinjaman hipotek
* Pembayaran pinjaman
* Siswa pinjaman
* Kredit komersial
* Pinjaman Auto
* Pinjaman Investasi
* Pinjaman Pembangunan
* Dana Pinjaman
* Pinjaman Konstruksi
Silahkan mengisi formulir aplikasi pinjaman di bawah dan mengembalikannya kepada kami untuk kami melayani Anda lebih baik melalui e-mail:
lilianadonatoloancompany@gmail.com
FORMULIR APLIKASI:
1) Nama Lengkap:
2) Negara:
3) Alamat:
4) Seks:
5) Status Pernikahan:
6) Bekerja:
7) Nomor telepon:
8) berikutnya Kin:
9) Pendapatan Bulanan:
10) Jumlah Pinjaman Perlu:
11) Istilah pinjaman:
12) Tujuan pinjaman:
13) Tanggal lahir: